Enter your keyword

UNJ dan Nahdatul Ulama gelar Seminar dan Lokakarya “Refleksi Program Jaminan Sosial Nasional”

UNJ dan Nahdatul Ulama gelar Seminar dan Lokakarya “Refleksi Program Jaminan Sosial Nasional”

UNJ dan Nahdatul Ulama gelar Seminar dan Lokakarya “Refleksi Program Jaminan Sosial Nasional”

Humas UNJ (28/02/2020) – Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama DKI Jakarta dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggerakan Seminar dan Lokakarya dengan tema “Refleksi Program Jaminan Sosial Nasional” di Aula UTC Lt. 8, Gedung UTC, Kampus A UNJ (28/2/2020).

Acara ini dihadiri oleh Rektor UNJ, Dr. Komarudin, M.Si., beserta jajaran pimpinan UNJ, Pengurus PBNU, Dr. K.H. Andi Jamaro Dulung, serta jajaran pengurus dan calon peserta Madrasah Kader Nahdatul Ulama (MKNU) dari berbagai daerah.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Pengurus Besar Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama dan Universitas Negeri Jakarta. Peserta yang hadir sebanyak 140 orang. Ada 2 rangkaian kegiatan, pada sesi satu diadakan dengan seminar, dan sesi dua dilanjutkan dengan madrasah kader nahdatul ulama.

Rektor UNJ, Dr. Komarudin, M.Si., sebagai keynote speaker pada kegiatan ini memaparkan tentang urgensi pendidikan kebangsaan di era disrupsi.

Komarudin mengatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini masih terjadi pembelahan yang sudah terjadi sejak masa Pilkada DKI Jakarta kemudian Pilpres. Upaya integrasi apabila tidak segera dilakukan akan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa, kondisi ini merupakan tantangan besar bangsa Indonesia yang harus segera ditanggulangi bersama.

“upaya intengrasi bangsa itu sangat penting dalam situasi bangsa, ketika kita sebagai bangsa sedang menggelorakan Indonesia maju dan Indonesia emas tahun 2045” jelas Komarudin.

Pendidikan kebangsaan merupakan upaya yang sistematis untuk proses integrasi bangsa. Selain itu, Komarudin menegaskan bahwa integrasi bangsa juga perlu didukung dengan peningkatan kemajuan ekonomi nasional.

“kita perlu menggenjot ekonomi nasional, di samping perlu adanya politik yang stabil dan persatuan kesatuan yang harus dikuatkan”

Untuk itu, kata Rektor UNJ, Pendidikan akan membentuk dan mengedepankan nilai-nilai, yaitu moral acting dimana pengamalan Pancasila mesti bergerak dari knowing menjadi doing atau acting.

“Hal ini penting karena Pasca reformasi terjadi proses peminggiran nilai-nilai Pancasila. Reaktualisasi pendidikan Pancasila menjadi penting saat ini. Tentu saja metodenya tidak seperti zaman P4 waktu Orde Baru.”

“kita perlu menegaskan bahwa Pancasila itu merupakan esensi moral bagi bangsa Indonesia sehingga harus menjadi kesadaran bersama,” tegasnya.

Lanjutnya, apabila Pancasila menjadi nilai moral bersama bangsa, kemudian menjadi moral loving, artinya ia (masyarakat) menjadi moral feeling, menjadi rasa dan menjadi sikap.

“Sehingga Pancasila diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam moral kebijakan berbangsa,” pungkas Komarudin.