Enter your keyword

(Bahasa) Peresmian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi UNJ

(Bahasa) Peresmian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi UNJ

(Bahasa) Peresmian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi UNJ

Sorry, this entry is only available in Bahasa For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Humas UNJ (06/10/2020) – Peresmian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta digelar secara virtual pada Selasa, 6 Oktober 2020. Peresmian tersebut juga bersamaan dengan dilangsungkannya Seminar dengan tema Strategi Investasi di Masa Pandemi: Peluang dan Tantangan. Seminar dihadiri oleh 1365 peserta yang terdiri dari para dosen, guru, mahasiswa, serta masyarakat umum.

Dekan FE UNJ, Dr. Ari Saptono, M.Pd., mengatakan Galeri Investasi UNJ merupakan bentuk Kerjasama antara FE UNJ, BNI Sekuritas, dan Bursa Efek Indonesia. “Diharapkan dapat memberi manfaat optimal bagi mahasiswa, praktisi ekonomi, investor, maupun masyarakat luas sehingga penyebaran informasi dapat tepat sasaran” jelasnya.

Ucapan selamat dan sukses dituturkan oleh Putu Bagus Kresna, Direktur Capital Market dan Operasional BNI Sekuritas. “Ïni sebagai satu upaya UNJ untuk memberikan arahan pasar modal sejak dini bagi mahasiwa. Adanya galeri investasi dapat memberi kesempatan mempraktekkan teori di kelas pada pasar riil dan belajar berinvestasi dari usia muda, karena investasi tidak hanya teori, investor juga ada skillnya agar terhindar dari kerugian” ungkapnya.

Pendirian Galeri Investasi FE UNJ ini merupakan yang ke-29 diresmikan di tahun 2020, menjadi galeri ke-485 di seluruh Indonesia, kata Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia. “Edukasi, simulasi langsung, serta praktek langsung menjadi investor di pasar modal Indonesia bisa dilakukan di Galeri Investasi FE UNJ” tutur hasan.

Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., juga dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan BNI Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia dalam pendirian Galeri Investasi UNJ. Melihat tuntutan kedepan semakin tinggi, persaingan semakin ketat, diperlukan skill yang harus dipersiapkan mahasiswa yang harus sesuai dan dibutuhkan oleh dunia usaha dan industry.

“Mutu akademik tidak bisa dilakukan UNJ sendiri, karena keterbatasan, kita harus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak dan lembaga terutama bidan usaha dan industri” kata Komarudin.

Menurutnya, kebijakan seperti membuat galeri investasi ini merupakan langkah yang tepat. “Masuknya dunia industri di dalam kampus harus terus dikembangkan, agar pengembangan keilmuan dan skill dapat terus dilakukan dan berpeluang besar untuk meningkat”

Agenda dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh dua narasumber, yaitu Damhuri Nasution, Chief Economist, dan Marco Poetra Kawet, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jakarta. Damhuri mengatakan akibat pandemik covid-19 yang melanda Indonesia, bahkan dunia, perekonomian negara-negara di dunia menurun tajam. Wabah covid-19 memaksa banyak negara di dunia melakukan lockdown/PSBB. “Hal tersebut mengakibatkan aktivitas usaha menurun tajam baik sektor manufaktur maupun jasa, banyak karyawan di PHK/dirumahkan sehingga daya beli dan konsumsi turun tajam. Ini juga mengakibatkan harga saham di pasar modal menurun pesat” jelasnya.

Untuk memulihkan ekonomi, pemerintah membuat kebijakan agar dapat bertahan di masa pandemic, seperti kebijakan Kesehatan, moneter, dan fiskal. Walaupun di tengah masa pandemi seperti ini, berinvestasi di pasar modal juga ada peluangnya. Damhuri mengatakan bahwa peluang kedepannya kinerja pasar modal diperkirakan akan cenderung membaik. Pertama vaksinasi dan ovat akan menurunkan infeksi dan kasus fatal. Kedua, proses pertumbuhan ekonomi yang akan membaik, berarti prospek pasar modal akan semakin membaik pula. Ketiga, saat ini harga saham sudah murah, sementara institusi dan asing masuk, hal ini akan adanya potensi kenaikan sangat besar.

Selanjutkan pemaparan materi oleh Marco Poetra Kawet, ia yang mengimbau agar jangan minder menjadi investor di pasar modal. Di dalam pasar modal tidak mengharuskan menjadi ahli dalam satu malam. Investasi memiliki tiga unsur, yaitu mengalahkan inflasi, meningkatkan asset, dan memiliki dana cadangan.

Marco mengajak agar mengubah pola pikir kita dengan memilih instrumen yang tepat dalam berivenstasi, seperti emas, deposito, obligasi, saham. “Kita perlu cermat dalam memilih instrumen, tidak tepat apabila menginvestasikan semua dana investasi hanya di satu instrumen. Untuk itu kita perlu adanya diversifikasi, yaitu memberikan persentase pada setiap instrumen berdasarkan penghasilan” ungkapnya.