Enter your keyword

WEBINAR HEALTHY DIGITAL LITERACY DENGAN TEMA “UPAYA MEMINIMALISIR INFORMASI HOAX DALAM ISU KESEHATAN DI MEDIA SOSIAL”

WEBINAR HEALTHY DIGITAL LITERACY DENGAN TEMA “UPAYA MEMINIMALISIR INFORMASI HOAX DALAM ISU KESEHATAN DI MEDIA SOSIAL”

WEBINAR HEALTHY DIGITAL LITERACY DENGAN TEMA “UPAYA MEMINIMALISIR INFORMASI HOAX DALAM ISU KESEHATAN DI MEDIA SOSIAL”

Humas UNJ, Jakarta – 18 Desember 2021. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta menggelar webinar Healthy Digital Literacy, dengan tema “Upaya Meminimalisir Informasi Hoax dalam Isu Kesehatan di Media Sosial”. Acara ini diisi oleh master of ceremony Anggana Aletta yang merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi, serta moderator Nadiah Wiharnis yang merupakan seorang duta dari Fakultas Ilmu Sosial. Webinar ini juga dihadiri oleh pembicara yang hebat, yaitu Heni Mulyati, M.Pd dan juga Dr. Enrico Djajasuminta, MARS.

Pembicara pertama yaitu Heni Mulyati membahas materi mengenai hoax yang beredar. Dalam penyampaiannya, Heni mengatakan bahwa “Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar, sehingga membuat banyak orang yang percaya apalagi pada zaman sekarang ini. Kebanyakan tema hoaks di tahun-tahun ini ialah mengenai Health, apalagi sedang masa pandemi saat ini”

“Hoaks banyak beredar di media sosial melalui aplikasi whatsapp, yang dimana banyak orang awam mudah mempercayai berita-berita tidak benar. Alasan lain mengapa masih banyak orang yang mempercayai hoaks ialah dikarenakan faktor kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata. Adapun hal lain seperti masih banyak orang yang belum cakap memilah informasi antara media pers dengan situs abal-abal, serta belum memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup,” ucapnya.

Kebanyakan hoaks beredar muncul saat ini ialah mengenai COVID-19, serta munculnya virus jenis baru yang belum diketahui kebenarannya. Narasumber Dr. Enrico Djajasuminta, MARS, memberikan penjelasan bagaimana cara cerdas menghadapi hoaks yang beredar tersebut. Tak hanya itu, narasumber juga memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai varian omicron yang sempat menjadi perbincangan akhir-akhir ini.

Beliau mengatakan bahwa kasus varian Omicron di seluruh dunia, terakhir pada 14 Desember 2021 di konfirmasi jumlah kasus mencapai 11.718 kasus, yang ditemukan di 77 negara. Virus COVID-19 dengan varian Omicron lebih cepat menular, sehingga jumlah orang yang tertular COVID-19 akan meningkat. Akibatnya, pasien yang butuh rawat inap, sakit berat, dan meninggal dunia akibat COVID-19 tentu akan meningkat.

Enrico menyampaikan bahwa penyebaran informasi palsu terkait COVID-19 lebih mematikan dari virus itu sendiri. Maka dari itu, dalam menghadapi kasus Omicron, harus tetap waspada jangan lengah, serta harus selalu update berita terbaru dari sumber-sumber terpercaya, untuk menghindari informasi hoaks.

Acara ini juga dihadiri oleh pimpinan fakultas, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Abdul Haris Fatgehipon, M.Si, serta dosen pengampu mata kuliah Kampanye Public Relations, Dr. Elizabeth Nugrahaeni P. M.Si.

Webinar Healthy Digital Literacy ini, diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk memahami mengenai bahaya hoaks yang beredar dan juga diharapkan agar seluruh masyarakat untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu.

Kontributor: Sadila Syaumi Al-Fallah