Enter your keyword

SAID AQIL SIROJ: Wujudkan Umat Muslim Indonesia menjadi Kiblat Dunia

SAID AQIL SIROJ: Wujudkan Umat Muslim Indonesia menjadi Kiblat Dunia

SAID AQIL SIROJ: Wujudkan Umat Muslim Indonesia menjadi Kiblat Dunia

Humas UNJ (29/03/2021) – Marhaban ya Ramadan, untuk menyambut bulan suci ramadan 1442 H Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan pengajian dengan tema pengajian “Dimensi Sosial Ramadan: Mengubah Tradisi dan Memperkuat Relasi Kebangsaan”. Pengajian di gelar di Aula A, Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika lantai 2 pada hari Senin (29/03/2021) pukul 13.00 WIB s.d selesai

Dalam acara ini turut hadir Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A (Ketua Umum PB NU) sebagai penceramah, Rektor UNJ, Rektor UNG, para Wakil Rektor UNJ, Ketua Senat UNJ, Ketua Lembaga, Direktur Pascasarjana, Dekan masing-masing Fakultas, dan para pejabat lainnya di lingkungan UNJ.

Dalam sambutan acara Prof Komarudin mengatakan perkembangan keagamaan di Indonesia boleh dibilang bias-bias sampai pada titik yang mengkhawatirkan, sebagai mana terjadi kemarin peristiwa peledakan bom di Makassar, saya kira kita mengutuk dan segera diselesaikan secara tuntas agar tidak ada lagi ekstremisme dan terorisme dan berharap Indonesia menjadi Negara yang damai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

“dalam kesempatan kali ini saya mengharapkan pa Kyai memberikan wejangan, nasihat-nasihat, dan arahan untuk kita semua karena acara ini dihadiri secara daring oleh seluruh Indonesia, kami harapkan pencerahan dari pak Kyai nanti memberikan makna yang besar bagi kita untuk mengawali ramadan dan melaksanakan ibadah ramadan dengan sempurna,” Sambungnya.

Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A. mengatakan manusia makhluk unik, dibicarakan sejak zaman yunani kuno tidak akan selesai. Dalam proses panjang itu manusia dituntut untuk terus mencari identitasnya. Salah satu dimensi yang harus terus digali adalah ruhaniyah. dalam menyambut Ramadan ini, kesempatan itu seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan maqam sebagai manusia. Dalam urusan spiritual kita harus selalu mengejar yang lebih tinggi.”

paling tidak ada lima hal yang harus ditingkatkan dalam bulan Ramadan ini. Pertama, kita tingkatkan dari syahadah jadi musyahadah dari sekadar meyakini menjadi mempercayai.

Kedua, dari Shalat menjadi Silah. Bila Shalat artinya doa, sekarang sudah menjadi ibadah mahdoh lima waktu sehari. Harus terus menerus terjadi komunikasi dengan Allah SWT selama 24 jam. Tidak hanya itu, tapi juga hubungan kita dengan manusia juga harus dipererat dengan silaturahim.

Ketiga, dari shiyam menjadi shaum. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi dengan shiyam. Tapi dengan shaum kita dituntut untuk menjaga dari hawa nafsu, menahan diri untuk tidak marah, dan menjaga untuk tetap berbuat baik.

Keempat, dari zakat menjadi tazkiyatun nafs. Tidak hanya membayarkan sejumlah uang atau harta, tapi lebih tinggi dari itu adalah membangun jatidiri, kejujuran, dan karakter.

Kelima, dari haji menjadi al qasdu ilallah. Tidak hanya ritual naik haji tapi juga perjalanan spiritual menuju Allah SWT. Sehingga apapun yang dilakukan tujuannya akan mengarah karena-Nya.

Dalam akhir ceramah, pak Kyai mengajak dan mengatakan “mari kita semuanya baik dari Perguruan tinggi dan masyarakat, kita jadikan umat muslim Indonesia menjadi kiblat dunia. Bukan kiblat sholat, melainkan kiblat budaya, peradaban, dan akhlak yang mulia saling menghargai saling toleran.”