UNJ Berpartisipasi dalam Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024
Humas UNJ, Jakarta – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) turut serta dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, di Hotel Sutasoma (The Tribrata), Jakarta. Hari Disabilitas Internasional telah ditetapkan oleh PBB sejak tahun 1992.
Acara ini dihadiri secara daring oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, serta Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Iwan Syahril. Hadir pula Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Dr. Baharuddin, S.Pd., M.Pd., Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Komalasari, M.Pd., Ketua Komite Nasional Disabilitas, Dr. Dante Rigmalia, M.Pd., Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media, Ma’ruf El Rumi, serta perwakilan lembaga dan kementerian terkait, anak-anak, dan organisasi penyandang disabilitas.
Tema perayaan Hari Disabilitas Internasional tahun 2024 adalah “Bersama Mewujudkan Inklusivitas Menuju Generasi Maju dan Berkarya”. Dengan menggabungkan seni, budaya, dan edukasi, Direktorat PMPK berharap dapat membentuk persepsi masyarakat dan memperkuat komitmen semua pihak dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, khususnya dalam bidang pendidikan bagi penyandang disabilitas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menjadikan Hari Disabilitas Internasional sebagai ajang untuk merenung, bersatu, dan memperkuat komitmen terhadap penciptaan masyarakat yang inklusif. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran orang tua, pendidik, dan tenaga pendidik, serta pegiat pendidikan dalam pembinaan, pelayanan, dan pendidikan bagi peserta didik penyandang disabilitas.
UNJ tampilkan karya terbaiknya dalam Pameran Hari Disabilitas Internasional 2024 dengan membawa karya-karya dari dosen Layanan Disabilitas PPSLB LP3 UNJ. Beberapa karya yang ditampilkan antara lain pakaian adaptif untuk penyandang disabilitas, mi-robot, waspori (alat cuci portable), kartu media crystal sand table, dan media penjumlahan bersusun.
Selain UNJ, pameran ini juga diikuti oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Himpunan Disabilitas Muhammadiyah, dan Perhimpunan Agronomi Indonesia. Sekolah luar biasa di Jakarta seperti SLB Negeri 5 Jakarta, SLB Negeri 2 Jakarta, SLB Negeri 1 Jakarta, SLB Negeri 10 Jakarta, dan SLB Negeri 4 Jakarta yang turut memamerkan hasil karya mereka.
Direktur Inovasi, Sistem Informasi, dan Pemeringkatan UNJ, Dr. RA Murti Kusuma W, S.IP., M.Si., menyatakan bahwa partisipasi UNJ dalam pameran ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai layanan terkait aksesibilitas disabilitas yang diselenggarakan oleh unit layanan disabilitas dan laboratorium pendidikan khusus. Selain itu, UNJ juga memperkenalkan teknologi asistif untuk memfasilitasi pembelajaran bagi mahasiswa dengan keterbatasan, serta peran relawan disabilitas yang membantu menciptakan lingkungan kampus yang inklusif.
“Harapannya, ke depan Universitas Negeri Jakarta bisa menjadi universitas yang inklusif mulai dari proses seleksi, proses belajar melalui pendampingan relawan disabilitas, hingga lulus kuliah dan mendapatkan kesempatan kerja sesuai dengan kemampuan mereka,” jelas Dr. Murti.
Acara ini juga dimeriahkan berbagai pertunjukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus dari beberapa sekolah luar biasa di Jakarta. Pertunjukan tersebut meliputi band, bernyanyi, baca puisi, pantomim, dan seni tari. Anak-anak berkebutuhan khusus tampil dengan sangat baik dalam mengekspresikan kemampuan mereka masing-masing.
Gelar Wicara: Inspirasi dari Alumni UNJ, Priyaka Irfan Astama Harsono
Priyaka Irfan Astama Harsono, seorang alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ), turut hadir sebagai narasumber dalam sesi gelar wicara. Ipang, sapaan akrabnya, memiliki kekhususan dalam hambatan pendengaran. Ia menyelesaikan studi S1 di UNJ pada program studi Ilmu Keolahragaan dan melanjutkan studi magister di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNJ pada program studi Pendidikan Keolahragaan.
Ipang mengaku sempat bercita-cita menjadi pemain sepak bola sehingga memilih jurusan keolahragaan. “Dulu cita-cita saya ada empat. Yang pertama saya ingin jadi polisi, kedua jadi tentara, ketiga jadi pemain sepak bola,” katanya.
Kegemarannya dalam berolahraga membawa Ipang menjuarai beberapa perlombaan. Pada tahun 2013, ia meraih Juara 3 POPNAS kategori Senior Male Poomsae Individual. Di tahun yang sama, Ipang juga meraih Juara 3 Olimpiade Tuli (Deaflympics) kategori Senior Male Poomsae Individual. Pada tahun 2018, ia kembali menorehkan prestasi sebagai pembawa obor di Asian Games 2018.
Saat ini, Ipang bekerja di Bank Mandiri sebagai Human Capital Business Partner Corporate Banking setelah melamar lebih dari 100 perusahaan. Ipang membuktikan bahwa meskipun dirinya penyandang disabilitas, ia memiliki banyak kelebihan untuk bersaing.
Ipang menceritakan bahwa saat pertama kali masuk UNJ program S1 pada tahun 2015, ia menjadi satu-satunya mahasiswa tuli. Pada saat itu, fasilitas untuk mahasiswa berkebutuhan khusus di UNJ dirasa belum memadai karena jumlah mahasiswa disabilitas yang sedikit. Namun, menurut Ipang, saat ini fasilitas di UNJ sudah sangat berkembang dan banyak teman-teman disabilitas yang berkuliah di UNJ. Ia berharap UNJ terus mengembangkan fasilitas yang lebih baik, lengkap, dan ramah bagi penyandang disabilitas.
Dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional 2024, Ipang, menyampaikan pesan inspiratif kepada anak muda difabel. Ia menekankan pentingnya untuk tidak mudah menyerah meskipun memiliki keterbatasan. Ipang telah membuktikan bahwa kesempatan selalu ada bagi mereka yang terus berjuang. “Motivasi saya supaya teman-teman disabilitas bisa percaya diri. Jangan merasa takut gagal,” pesan Ipang.