Enter your keyword

Terima Hibah Alat Sequencing Nanophore, FMIPA UNJ Siap Jadi Pusat Genomik

Terima Hibah Alat Sequencing Nanophore, FMIPA UNJ Siap Jadi Pusat Genomik

Terima Hibah Alat Sequencing Nanophore, FMIPA UNJ Siap Jadi Pusat Genomik

Humas UNJ, Jakarta-berlokasi di Ruang 213 Gedung Hasjim Asjarie FMIPA UNJ berlangsung kegiatan Peresmian Instalasi Teknologi Genomik, alat tersebut merupakan hibah yang didapatkan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Jakarta (FMIPA UNJ) dari Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS).

Ada beberapa agenda yang dilakukan dari kolaborasi antara FMIPA UNJ dengan YSDS seperti Introduction ONT, Pelatihan Minion/Promethon Oxford Nanopore Technology yang akan berlangsung dari tanggal 1 Juli 2024, dengan rincian hari pertama untuk Preparasi dan Ekstraksi Sampel dan hari kedua untuk Library Preparation dan Sequencing di Lab Fisiologi Molekular Lantai 8 Gedung Hasjim Asjarie. Kolaborasi tersebut turut mengundang perwakilan dosen dan peneliti dari berbagai instansi seperti dari Saraswanti Genomics Institue (SGI), Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Waradewa (UNWAR), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Universitas Pamulang (UNPAM), Oxford Nanopore Technology (ONT). dan turut hadir juga secara langsung Prof. Iwan Sugihartono selaku Ketua LPPM UNJ, Dekan FMIPA UNJ, dan para pejabat lainnya di lingkungan unj.

Foto serah terima alat laboratorium

Pada kesempatan pertama, Agung Sedayu, M.Sc. selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa kerja sama ini terjalin dengan FMIPA dan dieksekusi oleh prodi Biologi bekerja sama dengan YSDS sebagai donatur. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih atas hibahnya.

Pelatihan nanti berlangsung dua hari, pada hari ini dan besok, sementara pada tanggal 5 Juli diharapkan data analisis dapat dilakukan secara hibrid. “UNJ sangat beruntung karena pendampingan yang dilakukan pihak YSDS cukup intensif sehingga bukan hanya sekadar alat, tapi disediakan bahan dan pelatihannya. Kegiatan yang dilakukan YSDS merupakan kegiatan berkesinambungan dan lengkap”, tutupnya pada laporan kegiatan.

Erlina Ratu selaku pembina YSDS mengatakan tugas kami (yayasan) seperti menyalurkan berkat yang kami dapat. Berupa CSR yang kami dapat untuk tujuan genomik, kita bukan hanya memberikan alat tetapi memberikan pelatihan dan bahannya. Dan kami berharap dana CSR yang di dapat digunakan semaksimal mungkin untuk kebutuhan penelitian, sumbernya dananya kami dapat, salah satunya dari Panin Group dengan tujuan meningkatnya penelitian genomik di tanah air. Karena saya percaya dengan para peneliti di Indonesia.

Foto bersama antara ketua LPPM, Dekan FMIPA dan ketua YSDS

“Kami berharap dari Sabang sampai Merauke, di seluruh provinsi dilengkapi alat penelitian dan mendanai peneliti sampai mendapatkan hasil penelitian, terutama penelitian genomik sehingga menghasilkan Bank Genom. Untuk itu kami mengundang para perwakilan dari instansi untuk saling berkolaborasi sehingga Bank Genom dapat menjadi kenyataan”, ucap Erlina Ratu

Selanjutnya, Prof. Muktiningsih berterima kasih atas terjalinnya kerja sama yang begitu signifikan bagi kontribusinya untuk para peneliti di UNJ khususnya di FMIPA. Dengan adanya alat ini, kita semakin giat untuk merealisasikan database genomik dengan alat yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi yakni, sequencing.

“Terima kasih kepada YSDS dengan program CSR nya masuk ke UNJ, dan mudah-mudahan ini membawa manfaat untuk peneliti dan akan berimbas pada mahasiswa sehingga menghasilkan hasil dan prestasi. Mudah-mudahan kolaborasi tidak berhenti sampai di sini, dengan senang hati kami dapat menerima kolaborasi dan CSR dengan bentuk lain”, ucap Prof. Muktiningsih.

Foto ketika sedang pelatihan berlangsung

Pada kesempatan yang sama Dr. Dalia Sukmawati selaku koorprodi S1 Biologi mengungkapkan bahwa kegiatan kolaborasi ini merupakan upaya  akserelasi teknologi dan pengetahuan genomik dan kesehatan di Indonesia,  kami berkesempatan mendapatkan funding untuk penempatan dan opersional peralatan laboratorium sequencing nanopore berupa promethion dan minion. Tidak hanya penempatan alat sequencing kolaborasi juga  berupa Pelatihan analisis data bioinformatik untuk peningkatan kapasitas bioinformatic, Akses sekuensing, peralatan dan flowcel/sekuensing, dan library preparation sampel; serta supporting bahan  yang diperlukan untuk melakukan kegiatan wet lab.

Kerja sama di bangun melalui kerja sama yang dibangun melalui Perjanjian Kerja sama Penelitian Yayasan Satriabudi Dharma Setia dan funding CSR Panin Bank dengan FMIPA UNJ dengan PKS awal dilakukan dengan  ketua peneliti Dr Dalia Sukmawati M.Si terkait topik analisis metagenomic pada Kakao (Theobroma cocoa L.) fermentasi menggunakan khamir indigenous Indonesia. Ketua Peneliti Dr. Adisyahputra, MS dengan topik analisis whole genome pada padi yang terpapar oleh kondisi stress lingkungan serta ketua peneliti  Agung Sedayu M.Sc dengan topik diversity genomic pada paku-pakuan asli Indonesia.  

Foto ketika sedang pelatihan berlangsung

Dr. Dalia Sukmawati juga berharap dengan adanya alat tersebut UNJ menjadi pusat genomik, dimana keselurusan proses genomik dapat dilakukan di prodi Biologi FMIPA UNJ. Bukan hanya alat, dana pelatihan, dan bahan sudah disediakan oleh YSDS, sehingga kita harapkan seluruh proses pembelajaran di prodi Biologi menjadi lebih update dan punya potensi luar biasa guna mendukung UNJ dalam mempersiapkan diri menuju PTN-BH, di mana prodi diharapkan bisa mandiri.

terkahir dr. Vincentius selaku ketua YSDS menjelaskan dipilihnya UNJ karena atas dasar kesiapan dan sudah ada PKS terlebih dahulu, namun pada kami terbuka untuk semua universitas. jadi siapa yang sudah ada yang menyelesaikan PKSnya, itu yang akan kami prioritaskan. minimal ada adaa 1 sqeuncer yang ada di tiap provinsi, kebetulan di Jakarta ada dua yang sudah menyelesaikan PKS yakni UNJ dan Yarsi. jadi kami tempatkan alat itu di sana.

“kami juga melihat kesediaan untuk meneiliti di sini (UNJ) cukup tinggi, itu sangat kami apresiasi. karena tanpa ada penelitinya, alatnya jadi tidak terpakai. jadi atas dasar itu kami yakin alat ini akan selalu terpakai dengan membantu kegiatan akademik dan penelitian.” tutup dr. Vincentius