Smart Antropometri “Nimbang Balita” Karya Tim Peneliti UNJ, Upaya Mendorong Transformasi Layanan Kesehatan di Posyandu
Humas UNJ, Jakarta-Prevalensi stunting di Indonesia masih di atas batas minimum WHO sebesar 20%, oleh karena itu pemerintah melalui kementerian kesehatan melakukan berbagai program percepatan penanganan stunting. Monitoring status gizi anak merupakan kegiatan penting pada masa golden age anak dari usia 0-5 tahun. Pemeriksaan status gizi balita biasanya dilakukan di Posyandu setiap bulan melalui pemeriksaan antropometri dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Posyandu merupakan ujung tombak untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar ibu dan balita. Namun bertolak belakang dengan perannya yang sangat penting, sebagian besar Posyandu memiliki permasalahan antara lain terkait sarana dan prasarana terutama alat antropometri yang minim dan sudah berusia tua.
Saat ini jumlah posyandu di Indonesia mencapai lebih dari 338 ribu posyandu dan regulasi pemerintah mendorong setiap posyandu memiliki alat antropometri sebagai salah satu alat pemantauan yang membantu menekan angka stunting. Tingkat kebutuhan alat antropometri yang sangat luas, namun sampai saat ini Indonesia masih memiliki kebergantungan yang tinggi terhadap impor alat kesehatan yang mencapai 88% pada tahun 2020. Saat ini alat antropometri yang ada di pasaran Indonesia baru sebatas alat pengukuran berat badan dan tinggi badan balita, belum menerapkan teknologi pintar yang dapat membantu menganalisa dan memprediksi stunting maupun gangguan pertumbuhan pada balita lainnya.
Didorong berbagai permasalahan tersebut, tim peneliti Universitas Negeri Jakarta yang diketuai oleh Dr. Umiatin, M.Si melakukan inovasi untuk mengembangkan Smart Antropometri “Nimbang Balita”. Pada tahun 2024 tim peneliti berkolaborasi dengan PT Mandiri Jaya Medika berhasil mendapatkan hibah Matching Fund untuk mengembangkan Smart Antropometri dengan target mendapatkan Sertifikat Keamanan dan Laik Pakai dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), Kemenkes.
Smart Antropometri yang dikembangkan merupakan alat untuk mengukur tinggi badan (TB) serta berat badan (BB) pada bayi dan balita. Terdapat tiga yang telah dikembangkan, yaitu generasi 1, 2, dan 3. Smart antropometri ini dilengkapi dengan pengukuran suhu badan, RFID tap, output suara, display interaktif, serta terkonekasi dengan Aplikasi web maupun aplikasi android untuk mengakses hasil pengukuran TB, BB, klasifikasi status gizi balita beserta grafik pertumbuhan balita. Smart Antropomteri “Nimbang Balita” yang dikembangkan ini akan memudahkan para kader posyandu dan tenaga kesehatan dalam pemantauan pertumbuhan balita.
berikut untuk gambar alatnya