Enter your keyword

Prof. Zid dan Prof. Tjipto Dikukuhkan Sebagai Guru Besar FIS UNJ

Prof. Zid dan Prof. Tjipto Dikukuhkan Sebagai Guru Besar FIS UNJ

Prof. Zid dan Prof. Tjipto Dikukuhkan Sebagai Guru Besar FIS UNJ

Humas UNJ, Jakarta – bertempat di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika, Kampus A Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pada Kamis, 7 Juli 2022 berlangsung pengukuhan dua Guru Besar UNJ yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS).  Acara pengukuhan dua Guru Besar FIS UNJ ini dilaksanakan secara terbatas serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk yang luring dan sementara untuk yang daring disiarkan lewat kanal YouTube Edura TV UNJ.

Pada kesempatan ini, terdapat dua Guru Besar yang dikukuhkan dari FIS diantaranya, Prof. Dr. Muhammad Zid, M.Si yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Pedesaan. Lalu Prof. Dr. Tjipto Sumadi, M.Si., M.Pd yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Nilai Anak Usia Dini.

Orasi pertama guru besar disampaikan oleh Prof. Zid dengan judul “Kampung Migran Berdaya: Kajian Teoretis dan Praktis Terhadap Pemberdayaan Migrasi Internasional Perempuan Pedesaan Indonesia”. Menurutnya, ketimpangan pembangunan di pedesaan mendorong terjadinya arus migrasi internasional, khususnya perempuan di pedesaan dengan harapan memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak. Sebagai contoh, migrasi internasional yang dilakukan oleh migran perempuan asal Jawa Barat, khususnya migran asal Desa Panyingkiran, Kabupaten Karawang dan Desa Ciherang, Kabupaten Purwakarta. Menurut Prof. Zid, salah satu manfaat yang dihasilkan dari migrasi internasional perempuan pedesaan tersebut ialah diperolehnya remiten dalam bentuk uang, barang, dan sosial yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan hard dan soft skill yang berguna pada saat mereka sudah tidak lagi bekerja sebagai migran. Berangkat dari potensi hard dan soft skill para eks-migran perempuan pedesaan inilah, kemudian Prof. Zid mengagas model Kampung Migran Berdaya sebagai wadah pemberdayaan para eks migran perempuan pedesaan. Dari hasil kajiannya ini, Prof. Zid menekankan bahwa desa harus berdaya-sejahtera, tak terkecuali juga bagi kaum perempuannya. Inilah dimensi perspektif gender pedesaan yang menjadi sumbangsih penting, Prof. Zid dalam kajian migrasinya.

Selanjutnya, orasi kedua disampaikan oleh Prof. Tjipto yang mengangkat judul “Pendidikan Nilai Membentuk Karakter Anak Usia Dini Indonesia”. Prof. Tjipto menjelaskan bahwa secara teoretik maupun empirik Pendidikan Nilai merupakan landasan atas Pembentukan Karakter Anak Indonesia, khususnya Anak Usia Dini. Dengan mengurai teori X yang mengkaji tentang kebijakan pendidikan yang dinamis, Teori Y tentang manusia dalam perspektif Palmer dan Meyer, dan Teori Z tentang proses berpikir pada anak, Prof. Tjipto kemudian membangun Teori U tentang pendidikan nilai membentuk karakter anak usia dini. Berangkat dari Teori U tersebut, Prof. Tjipto melakukan kajian empirik yang menghasilkan pandangan bahwa pendidikan nilai yang berbasis pada kearifan lokal (local values and local wisdom) menjadi suatu keniscayaan untuk diimplementasikan dalam pembentukan karakter anak, khususnya anak usia dini. Menurutnya, melalui Teori U akan dapat diwujudkan anak Indonesia yang mampu berpikir global (sesuai perkembangan zamannya), berperilaku nasional sesuai nilai-nilai tanah tumpah darahnya, dan berkepribadian sesuai dengan akar budaya bangsanya.

Foto ketika proses pengalungan samir kepada 2 guru besar yang dikukuhkan

Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ dalam sambutannya mengatakan bahwa gagasan dan sumbangsih penting dari kedua Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial yang akan dikukuhkan hari ini sangat penting bagi kemajuan bidang keilmuan.

Prof. Komarudin optimis dengan banyaknya Lektor Kepala yang kita miliki, UNJ optimis untuk menambah guru besar dalam jumlah yang cukup besar. Dengan bertambahnya jumlah guru besar, tentunya akan berdampak pada peningkatan SDM, penilaian, pemeringkatan, dan juga reputasi UNJ, baik pada level nasional maupun internasional.

“Semoga segala capaian yang telah kita raih saat ini membawa kemaslahatan bagi Universitas Negeri Jakarta dan memperoleh Ridho Allah SWT,” tutup Prof. Komarudin.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Ahman Sya selaku Sekretaris Senat UNJ yang mewakili Ketua Senat UNJ yang sedang berhalangan hadir menyampaikan bahwa tradisi pengukuhan profesor di perguruan tinggi bukan hanya Event seremonial akademik belaka, namun memiliki makna yang mendalam. Ini adalah representasi rasa syukur, kebanggaan, kehormatan, promosi, sosialisasi gagasan dan pemikiran, serta motivasi bagi warga kampus untuk sampai pada posisi guru besar.

Foto Prof. Ahman Sya selaku Sekretaris Senat UNJ ketika menyampaikan sambutan

Alhamdulillah, melalui situasi dan kondisi yang kondusif di bawah kepemimpinan Prof. Komauridn, Guru Besar UNJ terus bertambah secara signifikan dan dapat mewujudkan kampus beradab dan humanis.

“keluarga besar senat UNJ ikut berbangga dan bahagia  atas pengukuhan guru besar dari FIS. Beliau berdua telah ditetapkan sebagai guru besar. Dan berharap para profesor di UNJ dapat terus berinovasi, melahirkan sesuatu yang bermakna dan bermanfaat, dengan demikian UNJ akan menjadi kebanggaan kita semua, kebanggaan Indonesia.” Ungkap Prof. Ahmad Sya.