Enter your keyword

(Bahasa) FIS UNJ Kupas Tuntas Tantangan Multikulturalisme dalam Sesi Kelima Kuliah Internasional EURASIA

(Bahasa) FIS UNJ Kupas Tuntas Tantangan Multikulturalisme dalam Sesi Kelima Kuliah Internasional EURASIA

(Bahasa) FIS UNJ Kupas Tuntas Tantangan Multikulturalisme dalam Sesi Kelima Kuliah Internasional EURASIA

Sorry, this entry is only available in Bahasa For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Humas UNJ, Jakarta-Kamis, 29 September 2022, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (FIS UNJ) menyelenggarakan The Eurasia International Course pertemuan yang kelima. Acara ini terselenggara atas kerja sama FIS UNJ dengan The Eurasia Foundation (from Asia) untuk program International Guest Lecturer Series.

Kegiatan ini sendiri dilakukan secara hybrid, baik secara dari daring melalui Zoom dan Live Streaming YouTube FIS UNJ Official, dan luring di Gedung Dewi Sartika, Lantai 10, Kampus A UNJ. Kegiatan ini diikuti oleh 62 mahasiswa yang hadir daring dan 42 mahasiswa hadir luring, dosen serta masyarakat umum, baik di UNJ maupun di luar UNJ.

Pada pertemuan kelima ini, FIS UNJ menghadirkan narasumber Prof. Ahmad Najib Burhani sebagai Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan topik “The Religious Diversity and Multiculturalism Challenging in Indonesia”. Dalam kesempatan ini, Prof. Ahmad Najib Burhani memaparkan tentang tantangan mewujudkan equal citizenship di Indonesia. Meski bersifat multikultur, perbedaan ternyata belum bisa diterima secara setara.

Pada kesempatan acara, Rakhmat Hidayat selaku Koordinator Pelaksana Kegiatan mengatakan bahwa melalu acara ini diharapkan mahasiswa dapat termotivasi untuk dapat berprestasi dan dapat melanjutkan studi S2 di luar negeri, ujar Rakhmat Hidayat. melalui perkuliahan Eurasia International Course.

Sementara itu Prof. Sarkadi selaku Dekan FIS UNJ mengatakan bahwa topik ini sangat bermanfaat untuk membuka cakrawala pemikiran mahasiswa. “Dengan memahami isu terkini dan tantangan realitas multikultural, mahasiswa diharapkan semakin toleran, peduli, dan bijak menyikapi kebhinekaan di Indonesia,” ujar Prof. Sarkadi.