4.13 Guitar Quartet – Grup Musik Empat Sekawan asal UNJ dengan Prestasi Internasional
Humas UNJ – Empat sekawan alumni Pendidikan Musik UNJ yang tergabung dalam grup musik, 4.13 Guitar Quartet, berhasil meraih berbagai penghargaan internasional. Dari konser di dalam kampus hingga juara di negeri orang, grup gitar kuartet yang beranggotakan Ricky Oktariza Hermansyah, Ryan Gredy Aprianno, Jefri C.D. Simangunsong, dan Fajar Apriadi, sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Mengetahui grup musik dosen dan alumni FBS UNJ meraih prestasi di Jepang, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., sangat mengapresiasi atas prestasi yang sudah diraih oleh Pak Ryan Gredy dan kawan-kawan mendapat juara 1 kompetisi ansambel dan Harumi Award di Jepang.
“Tentu ini menjadi prestasi yang membanggakan tidak hanya untuk Pak Ryan Gredy dan para alumni Pendidikan Musik yang tergabung dalam grup kuartet, tetapi juga Indonesia” kata Ibu Dekan.
Saya yakin, lanjutnya, ini tidak diperoleh dengan mudah, melainkan dengan kerja keras sehingga kami sangat bangga dan berharap ini menjadi inspirasi untuk para mahasiswa maupun dosen. Prestasi itu akan kita bisa raih dengan kerja keras dan tidak ada kendala jika ada usaha didalamnya.
Kami selalu mendukung dan berharap selalu berkomunikasi sehingga kami dapat memberikan apresiasi dan mendokumentasikan sebagai bagian dari prestasi lembaga.

Kami menyebutnya empat tiga belas gitar kuartet karena kuartet gitar yang isinya empat orang dari angkatan 2013 Pendidikan Musik UNJ. Terbentuk dari tahun 2016, yang sebelumnya sudah ikut ansambel di jakartaenamsenar, merupakan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di Pendidikan musik khususnya di instrument gitar, setelah itu kami membuat ansambel yang lebih kecil dengan empat orang dari Angkatan yang sama, jelas Ryan Gredy dalam kesempatan wawancara.
Awalnya, lanjut Mas Gredy sapaan akrabnya, kami tidak menyangka sampe bisa keluar negeri ikut lomba dan menang, memang awalnya dari tugas-tugas kuliah di mata kuliah komposisi yang diharuskan membuat karya masing-masing. Kebetulan kami waktu itu berempat membuat karya dengan format empat gitar klasik. Dulu kami juga udah punya target untuk ikut kompetisi-kompetisi dari lokal, antar kampus dalam negeri.
4.13 Guitar Quartet fokusnya memang pada gitar klasik dengan kiblat musik klasik barat yang menggunakan senar nylon dan gitar Spanyol orang menyebutnya. Akan tetapi, makin kesini kami juga ingin orang bisa terhibur dengan musik gitar klasik dengan membawakan lagu baru seperti di lagu pop atau lagu daerah, juga lagu nasional.

Di tahun 2017, 4.13 Guitar Quartet ikut kompetisi pertama kategori ansambel di Valerio International Guitar Festival yang diadakan di Yogyakarta, dan langsung mendapat juara 2. Kompetisi itu tidak hanya peserta dari Indonesia tapi juga dari negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia.
Dari awal terbentuknya 4.13 Guitar Quartet, mereka sering perform dan mengisi di berbagai acara baik di dalam maupun luar kampus. Pada 2018 mereka juara 1 di Music Corner, dan Juara 2 di Kompetisi Gitar Klasik Nasional yang diadakan di UNJ pada tahun 2019, dan setelahnya pada tahun 2020 mereka diharuskan vakum sementara karena pademi covid-19 yang melanda.
Setelah lamanya vakum karena pandemi covid-19, di tahun 2022 mereka mulai latihan lagi untuk mempersiapkan diri ikut lomba. “Tahun 2023 kami ikut dua event di Vietnam, dan Malaysia, yang Alhamdulillah kami mendapat juara 1 pada dua event tersebut” ujar Gredy.
Pada kompetisi Saigon International Guitar Festival 2023 (SIGF) yang dilangsungkan pada bulan November di Vietnam, 4.13 Guitar Quartet meraih Juara 1 pada Kategori Ansambel, dan salah satu personilnya, Ricky Oktariza, meraih Juara 3 pada Open Category. Di sini mereka menggunakan Repertoar Camille Saint-Saëns – Danse Macabre (Aransemen oleh Louis Trépanier), dan lagu dari Paulo Bellinati dengan judul A Furiosa.

Di bulan berikutnya, mereka kembali mengikuti kompetisi ansambel gitar di Malaysia pada 17 Desember 2023. 4.13 Guitar Quartet meraih Juara 1 pada Kategori Ansambel, dan Ricky Oktariza mendapat Juara 2 Artistic Award, di ajang South East Asia Guitar Festival & Performance Award 2023 Malaysia (SEAGF).
“Di kedua event itu lawannya lumayan ngeri, selain dari Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia, ada juga bahkan dari Jepang” kata Gredy.
Yang paling terbaru bulan Juni kemarin, lanjut Gredy, di Tokyo, Jepang, kami ikut The 36th Japan International Guitar Ensemble Festival 2024. Alhamdulillah kami meraih Juara 1 dan penghargaan Harumi Award (Excellent Performance of Modern Piece).
4.13 Guitar Quartet membawakan karya dari lagu daerah Bali dengan Aransemen dari Ricky Oktariza yang berjudul “Janger” dan “A Furiosa” karya Paulo Bellinati.
Menurut Fajar Apriadi, dalam rilis tertulisnya, Jepang merupakan raja kedua dalam seni musik klasik di dunia, dan kompetisi ini sangat dinantikan karena ajang ini sangat bergensi dalam skema musik klasik terutama gitar klasik.
Sejalan dengan Fajar, Ryan Gredy bercerita saat ikut kompetisi di setiap negara memiliki pengalaman unik masing-masing. Menurutnya di Jepang merupakan pengalaman yang paling berkesan, selain lawan-lawannya yang sulit dan berat, kultur musik di Jepang lebih konsisten dan disiplin, serta dewan juri yang sangat berpengalaman.
Yang menarik dari semuanya, setiap pengumuman juara, karena kita pakai angka, sering waktu pengumuman juara kami tidak sadar dipanggil padahal nama grup kita yang dipanggil waktu angka 4.13 disebut dengan bahasa Vietnam dan Jepang.

Sejak juara di Jepang, kami banyak diajak untuk kolaborasi dengan berbagai Musisi. Beberapa waktu lalu kami diajak dalam podcast Youtube Dewa Budjana, seorang Musisi dan Gitaris Grup Band Gigi, memainkan lagu Janger dari Bali kolobaorasi dengan Dewa Budjana.
Selain itu, grup kami juga diundang lagi kesana sebagai guest star di kompetisi tersebut.
Tergabung dalam grup Gitar Kuartet, Gredy mengungkap pada dasarnya semua personal 4.13 Guitar Quartet merupakan lulusan dari Pendidikan Musik UNJ yang memiliki pekerjaan sebagai pengajar musik.
“Kami core-nya tetap di pendidikan musik, saya ngajar di UNJ, Fajar jadi ASN dan ngajar di SMA, Jefry juga ngajar di SD, dan Ricky ngajar di tempat-tempat kursus, privat, ekskul, dan juri aktif di FLS2N Kemdikbud” ujar Gredy.
“Di grup gitar kuartet ini, kami jadikan hobi yang diseriusin. Kita butuh wadah untuk tetap mengembangkan diri dalam ilmu bergitar. Kami terus menggali potensi yang bisa dikeluarkan, salah satunya lewat kompetisi itu” lanjutnya.
Gitar klasik, menurut Gredy, di Indonesia masih sangat minim dan tidak bisa menjangkau semua kalangan seperti grup band atau penyanyi pada umumnya. “Ada dua tantangan, pertama bagaimana mengenalkan gitar klasik ke kalangan umum, dan yang kedua bagaimana bisa mencari nafkah dari gitar klasik” ujarnya.
Kami sudah mulai membawakan lagu-lagu pop atau yang lebih popular didengar untuk mengenalkan musik dengan gitar klasik. “Kita alih media aja dengan gitar klasik, jadi orang bisa tau format musik gitar klasik” lanjutnya.

Saat awal grup 4.13 Guitar Quartet dibentuk, para personil yang lulusan dari Pendidikan Musik UNJ ini mendapat dukungan dari Prodi Pendidikan Musik UNJ untuk mengikuti kompetisi pertama di Yogyakarta tahun 2017. “Setelah kembali dari Jogja, di UNJ waktu ada upacara, kami juga diberikan apresiasi lencana dan sertifikat penghargaan oleh rektor” jelas Gredy.
Setelah juara di Jepang kemarin, 4.13 Guitar Quartet sedang menggarap album yang ditargetkan bulan Desember nanti sudah selesai.
Dan di tahun depan kami akan ikut kompetisi Guitar Foundation of America (GFA). “Itu kompetisi gitar klasik tertua di dunia, ibarat raja terakhir untuk gitaris-gitaris klasik di dunia. Orang Indonesia sampai tahun 2024 ini belum ada yang ikut GFA, kami harap bisa terlaksana pergi kesana, ikut seleksi dan audisi, apalagi bisa sampai juara disana” ujarnya.
Kami juga berharap, lanjutnya sebagai dosen dan alumni, UNJ serta berbagai pihak lainnya bisa mendukung terlaksananya 4.13 Guitar Quartet mengikuti kompetisi di Amerika.