Enter your keyword

3 Impian Besar Prof. Hafid Abbas atas Terpilihnya Kembali menjadi Ketua Senat UNJ Periode 2023—2027

3 Impian Besar Prof. Hafid Abbas atas Terpilihnya Kembali menjadi Ketua Senat UNJ Periode 2023—2027

3 Impian Besar Prof. Hafid Abbas atas Terpilihnya Kembali menjadi Ketua Senat UNJ Periode 2023—2027

Humas UNJ, Jakarta-hasil pleno Senat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memutuskan Prof. Hafid Abbas dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) terpilih kembali menjadi Ketua Senat UNJ Periode 2023—2027. Prof. Hafid Abbas terpilih secara aklamasi dan prosesnya pun sangat kondusif. Prof. Hafid Abbad terpilih kembali karena dinilai memilki track record sangat bagus pada periode sebelumnya sebagai Ketua Senat UNJ. Sesuai peraturan juga, Prof. Hafid Abbas mendapatkan wewenang dalam memilih sekretaris, dan memilih untuk meneruskan kebersamaan dengan Prof. Ahman Sya karena keharmonisan dalam bekerja dan terciptanya iklim yang begitu kondusif.

Ketika dihubungi pada Rabu, 24 Mei 2023 di Gedung Syafei lantai 7, Prof. Hafid Abbas bercerita bahwa tantangan tentu ada, dan berbeda dari tahun ke tahun. Tetapi apa yang kita tentukan atau kerjakan hari ini akan menentukan hari esok. Ada 3 jalan besar yang ingin digapai atau mimpi bagi UNJ dan mimpi untuk Senat UNJ, yaitu: 1. Kemandirian universitas dengan berubahnya status UNJ dari badan layanan umum menjadi berbadan hukum seperti UI dan ITB. Proses PTN-BH mendekati final mungkin beberapa bulan ke depan akan berubah statusnya menjadi PTN-BH. Perpindahan tersebut merupakan lompatan besar untuk menggapai mimpi.

Selanjutnya yang kedua, yaitu menjadi universitas bereputasi dunia atau World Class University. Menjadi universitas yang betul-betul memberi cahaya bagi kebesaran peradaban manusia. Prof. Hafid juga menceritakan tentang kampusnya dahulu, yakni Columbia University, universitas tersebut meski jauh lebih kecil dari UNJ dari segi jumlah mahasiswa tetapi universitas tersebut dapat memperoleh uang yang dikelola setahun sekitar 318 Triliun dalam rupiah. Tidak universitas besar, kecil, kaya, miskin tetapi yang ada adalah ada universitas yang dikelola dengan baik, dan ada yang tidak baik. Untuk itu, mari kita bersama-sama memanage dengan baik, rukun dan kondusif.

Prof. Hafid melanjutkan ke depan senat itu hadir untuk melakukan transformasi budaya akademik, dengan kondusif dari yang sebelumnya kompetitif menjadi lebih kooperatif. Untuk itu fungsi senat ada empat, 1) ikut menetapkan kebijakan dalam tridarma perguruan tinggi; 2) memberi pertimbangan mengenai; 3) melakukan fungsi pengawasan seluruh spektrum akademik; 4) melakukan pelaporan-pelaporan yang disampaikan kepada rektor. Di senat UNJ sendiri terdapat 4 komisi, yaitu: 1. Komisi I Bidang Pendidikan; 2 Komisi II Bidang Kelembagaan dan Kerja sama; 3. Komisi III Bidang Sumber daya; dan 4. Komisi IV Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Inovasi.

Pada awal periode yang lalu jumlah guru besar UNJ sebanyak 46 dan sebagian besar mendekati usia pensiun bahkan dari 46 Guru Besar tersebut akan setengahnya pensiun pada 2023 awal, dan menyisakan 23 guru besar dan akan habis beberapa waktu lagi. Tetapi di luar dugaan dengan suasana kondusif dan kerja sama yang baik dan harmonis antara senat dan pimpinan eksekutif universitas, ternyata guru besar yang tercapai sebelum periode 2019-2023 berakhir, tercatat 86 guru besar baru ditambah ada 44 yang masih dalam proses mengusulkan. Jadi dengan 120-an guru besar UNJ itu merupakan satu hal tidak terduga dan bahkan tahun lalu kita mendapatkan rekor muri untuk perguruan tinggi dengan jumlah pengukuhan guru besar terbanyak.

“Mimpi terakhir yang ketiga, yaitu menjadikan Kampus UNJ menjadi kampus terbaik, terindah di tanah air. Karena sumber daya yang kita miliki mampu untuk menuju ke sana, dari aset, labschool dan lainnya. Memang banyak mimpi yang kita ingin wujudkan, untuk itu kita bersama-sama lagi pada periode ini untuk menciptakan monumental yang baru dan mengerjakan apa yang belum pada periode sebelumnya.” Ucap Prof. Hafid Abbas.