Enter your keyword

Seminar Bulan Bahasa : Pengajaran Bahasa dan Seni Budaya Indonesia di Lima Benua

Seminar Bulan Bahasa : Pengajaran Bahasa dan Seni Budaya Indonesia di Lima Benua

Seminar Bulan Bahasa : Pengajaran Bahasa dan Seni Budaya Indonesia di Lima Benua

Humas UNJ 31/10/2020 – Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan Seminar Daring Bulan Bahasa dengan tema “Pengajaran Bahasa dan Seni Budaya Indonesia di Lima Benua” yang dilaksanakan selama dua hari pada 30-31 Oktober 2020.

Turut hadir dalam seminar daring Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si., Dekan FBS UNJ, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (Akdikbud KBRI) di Republik Demokratik Timor-Leste, Drs. Achmad Tavip Syah, M.Si., Direktur SEAMEO QITEP in Language, Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum., dan sivitas akademika UNJ serta para peserta seminar daring bulan Bahasa 2020.

Pada seminar ini kita diajak melihat bagaimana praktek pengajaran Bahasa dan Seni Budaya Indonesia yang ada di lima benua, dengan menghadirkan narasumber dari Indonesia, Timor-Leste, Jerman, Tiongkok, America, Jepang, Australia, Rusiia, Azerbaijan, dan Madagascar. Peserta yang hadir sebanyak 327 orang, tidak hanya mahasiswa UNJ, tapi juga dari berbagai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.

Dr. Liliana Muliastuti, mengatakan bahwa seminar ini merupakan kegiatan untuk memperingati bulan Bahasa sebagai bagian dari peristiwa sumpah pemuda dan saat ini Bahasa Indonesia masuk dalam sepuluh Bahasa terbesar di dunia. “Sebagai salah satu puncak kebudayaan, Bahasa Indonesia bisa menjadi pintu untuk memperkenalkan visi kebudayaan lainnya di internasional. Pencapaian tersebut sangat tergantung pada keseriusan kita dalam menempatkan kebudayaan nasional sebagai kekuatan daya lunak” katanya.

Prof. Komarudin, menyampaikan apresiasi kepada fakultas dan ucapan selamat atas jalinan Kerjasama dengan SEAMEO QITEP in Language dan Akdibud KBRI Republik Demokratik Timor-Leste.

“Kami percaya internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui BIPA terbukti bahwa sudah sejak lama hadir di belahan dunia. Kehadiran Bahasa Indonesia di internasional harus terus dilanjutkan dalam upaya perdamaian abadi sesuai UUD 1945” jelas Komarudin.

Komarudin juga berharap agar kerjasama yang dilakukan bisa berlanjut dengan menghadirkan program-program yang lebih operasional dan riil, dan memberikan manfaat tidak hanya bagi UNJ tapi juga bangsa Indonesia.

Pada seminar daring bulan Bahasa ini juga dilakukan perjanjian Kerjasama antara Fakultas Bahasa dan Seni UNJ, SEAMEO QITEP in Language, dan Akdikbud KBRI di Republik Demoktratik Timor-Leste.

Perjanjian tersebut merupakan upaya fakultas untuk mengembangkan bidang pengajaran Bahasa di asia tenggara. Hal ini sesuai dengan visi fbs, yaitu menjadi fakultas bahasa yang unggul sebagai pusat kajian di asia tenggara pada tahun 2035. Ini juga selaras visi SEAMEO QITEP in Language sebagai pusat pengembangan professional pengajaran Bahasa.

Sedangkan kerjasama dengan Akdikbud KBRI Republik Demokratik Timor-Leste dalam bidang Bahasa dan seni merupakan jalinan Kerjasama sebagai bagian dari tridharma fakultas Bahasa dan seni untuk mengakomodir kurikulum merdeka belajar kampus merdeka.

Seminar daring bulan Bahasa diisi oleh para narasumber dari lima benua, diataranya: Henry Wijaya dosen di Quangdong University of Foreign Studies; Andi Nurhaika dosen di University of Applied Sciences, Jerman; Erlin barnard, Ph.D dosen di University of Wisconsin Madison, Amerika; Prof. Suyoto, pengajar BIPA di Kanda University of International Studies Jepang; Tata Survi, Kepala Balai Bahasa dan Budaya Indonesia Victoria Tasmania, Australia; Yulia Guseva, mahasiswa di University of Russia; Seymur Ismayilli, Azerbaijan; dan Rahasimamonjy Lovanavalona Allison Candy, Madagaskar.