Enter your keyword

Rektor UNJ Terpilih Sebagai Ketua Umum HISPISI Tahun 2020-2024

Rektor UNJ Terpilih Sebagai Ketua Umum HISPISI Tahun 2020-2024

Rektor UNJ Terpilih Sebagai Ketua Umum HISPISI Tahun 2020-2024

Humas UNJ (08/08/2020) – Himpunan Sarjana Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia (HISPISI), sebagai sebuah organisasi nirlaba yang membawahi para Ilmuwan, akademisi, pendidik dan pemerhati ilmu – ilmu sosial dan pendidikan sosial memiliki tugas untuk menyosialisasikan ilmu-ilmu sosial dan peranannya dalam membangun ke-Indonesiaan yang berdasarkan ke-bhinekaan. Rapat HISPISI yang berlangsung pada Hari Jumat Tgl 7 Agustus 2020, pada pukul 19.00 sampai pukul 21.00 WIB, diikuti oleh dua belas (12) Pengurus Pusat HISPISI periode 2016-2020, yaitu Prof.Dr. Warsono. M.Sc (Ketua Umum) dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Prof.Dr. Hasnawi Haris (Sekretaris Umum) dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof.Dr. Ferdinad Kerebungu dan Dr.Lexy Lonto (UNIMA), Dr. Muhammad Zid.M.Si, Dr. Umasih.M.Hum (UNJ), Dr. Agus Supriatna (UPI), Dr. Muflihatus  S. Mustofa (UNNES), Dr. Siti Fatimah (UNP), Dra. Nurmala Berutu dan Dr. Flores Tanjung (UNIMED), Dr Suhadi Purwantara (UNY).

Rapat yang berlangsung secara online tersebut menyepakati tiga (3) hal. Pertama, pengurus secara aklamasi menunjuk Dr. Komaruddin. M.Si (Rektor Universitas Negeri Jakarta) sebagai Ketua Umum HISPISI masa bhakti Tahun 2020-2024, menggantikan Prof.Dr. Warsono, M.Sc (Rektor Universitas Negeri Surabaya, periode 2014-2018. Kedua, menyepakati untuk melaksanakan Seminar Nasional Pendidikan secara online, dengan mengusung tema “Kampus Merdeka: Merdeka belajar”yang akan mengundang pembicara dari Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Komisi X DPR RI, yang membidangi Pendidikan, dan pembicara internal dari para pengurus HISPISI. Ketiga, forum rapat juga menyepakati untuk terus bersinergi dan bersama sama meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pembelajaran disemua Perguruan Tinggi anggota HISPISI. Hal ini sangat mendesak karena ada beberapa permasalahan pendidikan yang dihadapi bersama, misalnya menyikapi kebijakan Kampus Merdeka, Meredeka Belajar beserta seluruh turunannya seperti kebijakan belajar 1 semester diluar program studi, 2 semester diluar perguruan tinggi, magang, PKL, KKN, bina desa, pertukaran mahasiswa. Saat ini semua perguruan tinggi sedang menyiapkan implementasi dari kebijakan Mas Mndikbud tersebut. Salahsatu bentuknya melalui penandatanganan MoU dan MoA antar perguruan tinggi yang tergabung dalam forum.

Menurut Prof.Dr. Warsono. M.Sc (Ketua Umum HISPISI Periode 2016-2020), Pendidikan Ilmu sosial sangat berperan dalam pembangunan bangsa.  Masyarakat Indonesia yang majemuk merupakan suatu yang kodrati.  Pendidikan IPS berperan menumbuhkan kesadaran bahwa perbedaan harus diterima, dihargai serta ditempatkan pada aras kesetaraan. Tugas pendidikan IPS adalah menginternalisasikan teori-teori dalam ilmu sosial kepada generasi bangsa, sehingga tumbuh kesadaran hidup bersama (life togather) dalam  perbedaan dan kesetaraan

Sedangkan salah seorang pengurus HISPISI lainnya, Dr. Muhammad Zid. M.Si, yang juga sebagai Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNJ berpendapat bahwa Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial paling tidak memiliki tiga (3) peran.. Pertama, Ilmu-ilmu sosial dan turunannya yaitu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perekat integrasi Bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki pluralitas tinggi. Kesadaran bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai warisan sejarah, sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Pulau Rondo dibagian Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sampai Kabupaten Merauke dibagian Timur, Kepulauan Miangas-Talaud di Utara sampai Pulau Rote dibagian Selatan, perlu terus dijaga dan dipertahankan kedaulatannya. Salah satu caranya melalui pendidikan IPS yang diberikan kepada siswa pada semua jenjang pendidikan, sejak PAUD, SD, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat. Pendidikan IPS yang merupakan simplifikasi dari Ilmu-Ilmu Sosial memiliki peran penting karena memiliki muatan materi terkait dengan pengenalan jati diri, nilai, norma sosial, kesadaran terhadap diri dan lingkungan, kesadaran terhadap warga negara beserta suku bangsa yang ada didalamnya, pengenalan wilayah beserta berbagai sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia, kesadaran terhadap  sikap toleransi dan kerjasama antar etnis, wilayah, nasional, regional bahkan inernasional. Maka tidaklah berlebihan jika Ilmu-Ilmu Sosial dan IPS memiliki peran penting dalam membangun kesadaran berbangsa dan bernegara serta menjadi wadah penting dalam menegaskan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jargon NKRI harga mati hanya bisa diwujudkan melalui kajian wilayah Kepulauan Indonesia dengan segala kandungannya, baik manusia dengan berbagai kebudayaannya maupun kandungan sumberdaya alam. Pada titik inilah pentingnya pendidikan IPS di sekolah harus terus diajarkan dan dievaluasi kandungan materinya.

Kedua, Ilmu-ilmu sosial sebagai soft science memiliki kelebihan dibanding ilmu lainnya, karena memiliki keterkaitan yang erat dengan berbagai fenomena sosial kemasyarakatan. Ilmu-ilmu Sosial tidak sepenuhnya bebas nilai, harus memiliki keberpihakan kepada berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bernegara. Kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan masyarakat, permasalahan korupsi, kolusi dan nepotisme Bangsa Indonesia yang masih jadi permasalahan, pemahaman lintas budaya yang sering berujung kepada konflik antar etnis, agama. Ini merupakan sedikit contoh, dimana para pakar ilmu-ilmu Sosial bisa berperan menyumbangkan pemikiran hasil kajian kritis-ilmiah untuk memecahkan permasalahan bangsa tersebut.

Ketiga, Alat evaluasi, kelebihan Ilmu-ilmu sosial dan Pendidikan IPS antara lain mampu menganalisis dan mengevaluasi berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini karena kajiannya yang bersifat kritis dan (seharusnya) tidak didasarkan kepada keberpihakan kepada rejim pemerintahan. Ilmuwan Sosial bisa mengkritik tanpa menjatuhkan pemerintah resmi, bahasa lain kritik yang membangun dengan didasarkan kepada data, fakta yang komprehensif. Para Ilmuwan Sosial seperti Soejatmoko, Harsya W. Bachtiar, Koentjaraningrat, Sajogyo, Sediono MP.Tjondronegoro, Muchtar Lubis, Arif Budiman, dan sederet pakar ilmuwan Sosial yang banyak menyumbangkan pemikirannya dalam menata kehidupan bernegara. Semoga kedepan peran Ilmu-Ilmu Sosial berkiprah lebih dalam membentuk ke-Indonesiaan yang lebih maju dan unggul, setara dengan bangsa-bangsa lain.