Enter your keyword

(Bahasa) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Menjadi Keynote Speaker Dalam Seminar Pendidikan UNJ

(Bahasa) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Menjadi Keynote Speaker Dalam Seminar Pendidikan UNJ

(Bahasa) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Menjadi Keynote Speaker Dalam Seminar Pendidikan UNJ

Sorry, this entry is only available in Bahasa For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Humas UNJ 7/3/2018 – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhajir Effendi, MAP, menjadi keynote speaker dalam Seminar Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang diselenggrakan pada 6 Maret 2018 di Aula Latief UNJ. Seminar yang bertemakan “Perubahan Pola Pikir Pendidikan Milenial” ini terinspirasi oleh sebuah buku yang berjudul “Strategi Pengembangan Otak dan Revolusi Biologi ke Revolusi Mental” buah pemikiran dari Prof. Conny R. Semiawan yang belum lama ini diluncurkan.

Pada seminar yang dihadiri oleh 350 peserta ini,  Menteri menyampaikan ide serta gagasan tentang bagaimana mempersiapkan generasi milenial menghadapi Revolusi Industri 4.0. Menteri menyampaikan dalam menghadapi abad milenial dan revolusi 4.0, apakah kita akan menjadi agen atau obyek dari agen. “Kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar, kita jangan menjadi followers, baik secara individu maupun kolektif. Kita sudah terlalu lama menjadi bangsa yang rendah diri dalam pergaulan internasional. Sejak kecil dilatih untuk mengalah, menahan diri,” jelas Menteri.

Lebih lanjut Menteri menyampaikan bahwa bonus demografi yang akan didapatkan Indonesia bisa menjadi sebuah berkah, namun juga bisa menjadi malapetaka. “Bonus demografi bisa menjadi malapetaka kalau tidak dibekali dengan kemampuan produktif. Kita ingin menyiapkan generasi muda yang bekerja dan produktif. Kalau kita gagal menyiapkan generasi milenial, negara kita akan terjebak menjadi negara berpenghasilan menengah. Negara yang sulit untuk naik penghasilannya, namun besar kemungkinannya untuk turun,” papar Menteri.

Penjelasan Menteri sejalan dengan paparan yang disampaikan Plt. Rektor UNJ, Prof. Intan Ahmad, Ph.D, yang memberikan sambutan sebelum Menteri menyampaikan materinya. Plt. Rektor menjelaskan bahwa Indonesia kekurangan guru yang berkualitas, dan tugas UNJ menghasilkan guru-guru berkualitas. “Bicara generasi milenial, anak cucu kita akan menghadapi dunia baru. Bagaimana kita menyiapkan anak didik kita. Indonesia akan menerima bonus demografi, dan pada tahun 2050 diprediksi Indonesia akan menduduki peringkat ke-4 dalam bidang ekonomi. Orang-orang yang sukses menghadapi dunia baru itu adalah orang bisa beradaptasi. Seminar ini memberikan masukan bagi UNJ dan LPTK lainnya tentang bagaimana mempersiapkan generasi milenial, sehingga membuat kita sadar bagaimana sulitnya kita mempersiapkan generasi milenial tersebut,” jelas Plt. Rektor dalam sambutannya.

Selain Menteri dan Plt Rektor, hadir dalam Seminar Pendidikan ini, para narasumber yang menyampaikan ide dan gagasannya tentang pendidikan generasi milenial. Prof. Dr. Conny R. Semiawan (Tokoh Pendidikan), Dr Sofia Hartati, M.Si (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ), Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, MA (Dekan Fakultas Psikologi UI), dan Zarina Akbar, Ph.D (Praktisi Pendidikan), silih berganti menyampaikan buah pemikirannya dalam diskusi panel yang dipandu oleh Prof. Arief Rachman (Tokoh Pendidikan).

Seminar yang berlangsung dari pukul 09.00 dan berakhir pukul 13.00 merupakan buah kerjasama antara UNJ, IKA UNJ dan Yayasan Rawamangun Mendidik. Seminar yang diketuai oleh Dr. Ucu Cahyana (Kepala LP2M UNJ), juga dihadiri oleh Ketua IKA UNJ, Juri Ardiantoro. Ketua IKA menyampaikan bahwa UNJ harus menegaskan diri sebagai universitas yang terkenal karena isu pendidikannya. IKA UNJ bersama UNJ memiliki perhatian yang sama dalam merawat isu kependidikan.