Enter your keyword

Studi Banding Mahasiswa Chulalongkorn University dengan Universitas Negeri Jakarta

Studi Banding Mahasiswa Chulalongkorn University dengan Universitas Negeri Jakarta

Studi Banding Mahasiswa Chulalongkorn University dengan Universitas Negeri Jakarta

Humas UNJ 17/1/2019. Penggunaan pestisida semakin banyak dilakukan oleh para petani lokal Indonesia dalam menjaga tanaman agar tetap sehat dan tidak terserang wabah serangga atau penyakit. Penggunaan cairan pestisida ini selain berdampak positif, juga terdapat dampak negative yaitu mengenai pengelolaan container/wadah bekas cairan pestisida. Wadah bekas cairan pestisida bisa saja berdampak buruk bagi kesehatan manusia ataupun lingkungan jika tidak dikelola dengan baik . Pada hari Rabu (16/1), Plt. Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Intan Ahmad bersama Wakil Rektor IV Dr. Achmad Ridwan beserta staf menerima studi banding yang dilakukan mahasiswa dari Chulalongkorn University Bangkok-Thailand. Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Rektor, Lantai 2 Gedung Rektorat UNJ ini membahas mengenai Empty Pesticide Container Management. Manajemen Kontainer ini mengacu pada aset program yang dibuat oleh industri atau pemerintah yang dirancang untuk mengumpulkan dan membuang berton-ton material dari industri Pertanian. Studi banding ini didukung oleh Croplife Indonesia yang juga akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan diperlukan dalam program ini.

Dalam pelaksanaannya, program ini akan berlangsung selama 4 minggu. Mahasiswa Chulalongkorn University yang berjumlah 8 orang akan terbagi menjadi 2 grup. Grup pertama didampingi 4 mahasiswa UNJ akan melakukan kunjungan ke salah satu petani di daerah Karawang untuk mengidentifikasi dan menganalisa perilaku dari petani dalam mengelola kontainer bekas cairan pestisida, dan juga menganalisis situasi lapangan. Sedangkan grup kedua yang juga akan didampingi 4 mahasiswa UNJ akan menganalisis perusahaan pemangku kepentingan yang memiliki kemampuan mengelola kontainer. Grup kedua juga akan memetakan ketersediaan perusahaan yang menangani perlindungan tanaman di Indonesia dan biaya yang dikeluarkan untuk menangani hal tersebut. Selain itu grup kedua juga memetakan ketersediaan transportasi di Indonesia yang khusus membawa bahan-bahan berbahaya, seberapa jauh jarak transportasi tersebut serta berapa harga yang akan dikeluarkan.

    

“Ini kesempatan bagi mahasiswa kami untuk dapat mengembangkan kemampuan diri karena dapat berinteraksi secara ilmiah dengan teman-teman mahasiswa Chulalongkorn University. Kolaborasi internasional ini juga akan sangat berguna di era ini,” ucap Prof. Intan Ahmad dalam menanggapi pertemuan tersebut. Nantinya hasil dari studi banding ini akan digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan perusahaan dalam container management.