Enter your keyword

Kongres APENMASI demi Kesetaraan Pendidikan yang Layak di Masyarakat

Kongres APENMASI demi Kesetaraan Pendidikan yang Layak di Masyarakat

Kongres APENMASI demi Kesetaraan Pendidikan yang Layak di Masyarakat

Humas UNJ 06/03/2019 Kongres APENMASI (Asosiasi Pendidikan Masyarakat Indonesia) perdana digelar pagi ini di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia. Kegiatan APENMASI adalah sebuah wadah para pakar, peneliti, ilmuwan, dan praktisi pendidikan masyarakat dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta yang tersebar di berbagai pusat kegiatan belajar masyarakat atau disebut PKBM. Penyebaran wadah tersebut, ada di seluruh tanah air yang menyelenggarakan beragam kegiatan pendidikan kesetaraan, pengembangan minat dan pribadi, dan pembekalan keterampilan dasar hidup. Kongres APENMASI dihadiri oleh perwakilan PTN dan PTS yang ada di Indonesia.

Kongres APENMASI ini dianggap penting dikarenakan APENMASI telah mengidentifikasi 18 kelompok sasaran masyarakat yang dinilai memiliki tingkat kerawananan sosial dan ekonomi yang tinggi. Dari jumlah tersebut terdapat 128 agenda strategis nyata yang akan dilaksanakan dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk membebaskan dari keterbelakangannya. Lahirnya agenda strategis itu didasarkan pada kerisauan atas semakin melebarnya tingkat kesenjangan sosial di Indonesia. Salah satu penyebab terjadinya kesenjangan sosial yang amat ekstrim itu adalah adanya kesenjangan pengetahuan di masyarakat.

Dalam laporan kegiatan, Prof. Dr. Hafid Abbas yang merupakan Ketua Umum APENMASI dan juga Dosen dari Prodi Pendidikan Masyarakat UNJ, menyampaikan bahwa pentingnya penyetaraan pendidikan yang tidak merata di Indonesia. “Kesetaraan pendidikan harus menjadi fokus utama, karena dengan adanya kesetaraan pendidikan di seluruh negeri, itu berarti akan memajukan perkembangan Indonesia diberbagai macam aspek.” Sejalan dengan pernyataan tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam pembukaannya juga menyampaikan bahwa pendidikan kemasyarakatan dapat meningkatkan kemampuan sehingga tidak menimbulkan diskriminasi yang disebabkan oleh pendidikan. “Ilmu yang dimiliki guru tidak boleh stagnan, apabila stagnan maka ilmu yang akan didapatkan oleh muridnya juga akan stagnan, dan apabila ilmu muridnya stagnan maka lapangan kerja yang adapun akan terus stagnan.” Oleh karena itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga meminta APENMASI untuk meningkatkan pemberian pelatihan vokasi untuk meningkatkan dan mempersiapkan  skill  sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga bukan hanya  siap kerja akan tetapi juga bisa menghadapai tantangan global.

Dalam acara pembukaan kongres yang diadakan di Istana Wakil Presiden, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat tersebut, UNJ diwakilkan oleh Wakil Rektor II UNJ Bidang Administrasi dan Keuangan, Dr. Komarudin, M.Si, Wakil Rektor III UNJ Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Achmad Sofyan Hanif, M.Pd, dan Dekan FIP UNJ, Dr. Sofia Hartati, M.Si.

Kegiatan  kongres APENMASI dilanjutkan di Kampus Universitas Negeri Jakarta, dengan mengundang Sekertaris Eksekutif TNP2K serta Duta Besar Bangladesh untuk berbagi pengalaman atas keberhasilan Muhammad Yunus memberdayakan masyarakat miskin di Bangladesh, dan sejumlah pembicara lainnya dari berbagai universitas yang mewakili bagian barat, tengah dan timur Indonesia.

Dengan adanya kongres APENMASI perdana ini diharapkan dapat memperkuat sinergitas kerjasama dalam melaksanakan tridarma antar PTN dan PTS yang bermitra, dapat membahas penerapan agenda strategis APENMASI sesuai dengan koridor ekonomi lokal di masing-masing perguruan tinggi di seluruh indonesia, dan menjabarkan seluruh Agenda Strategis tersebut dengan skala prioritasnya hingga ke pranata-pranata sosial paling bawah dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan institusi-institusi pendidikan yang sudah mengakar di masyarakat.