Enter your keyword

Forum Pemantapan Pemberdayaan Masyarakat

Forum Pemantapan Pemberdayaan Masyarakat

Forum Pemantapan Pemberdayaan Masyarakat

Universitas Negeri Jakarta bekerjasama dengan Kemenko Polhukam dan Kemendikbud menggelar seminar bertajuk Forum Pemantapan Pemberdayaan Masyarakat
Humas UNJ 9/09/2015, Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kebangsaan dalam mewujudkan revolusi mental bagi generasi muda khususnya, Universitas Negeri Jakarta bekerjasama dengan Kemenko Polhukam dan Kemendikbud menggelar seminar bertajuk Forum Pemantapan Pemberdayaan Masyarakat. Acara ini bertempat di Aula Latief Hendraningrat, Kampus A UNJ.
Seminar dengan tema “Formulasi Pedoman Pengenalan Dasar Pendidikan Pelatihan Revolusi Mental Bagi Remaja Pra dan Pasca Sekolah Lanjutan Tingkat Atas” ini dibuka oleh Deputi VI/Kesbang Kemenko Polhukam Arief. P. Moekiyat mewakili Menko Polhukam Luhut Panjaitan yang berhalangan hadir.
Rektor UNJ Prof, Dr. Djaali dalam sambutannya mengingatkan pentingnya revolusi mental terkait permasalahan pemahaman kebangsaan dan kepemimpinan yang melanda bangsa Indonesia saat ini. “Revolusi mental sangat penting sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena Indonesia mengalami krisis keteladanan sehingga acara di forum ini diharapkan dapat menjadi formulasi yang kritis terhadap permasalahan-permasalahan kebangsaan,” ujar Djaali. Dan betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai agama, budaya, dan kebangsaan kepada peserta didik baik yang masih berada di Sekolah Dasar maupun jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas hingga Perguruan Tinggi, lanjunya.
Pebicara dalam seminar ini antara lain Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Dr. S. Sony Soeharso, Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik Kemendikbud Suharlan, SH, MM, dan Wakil Rektor I Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Muchlis Rantoni Ludin.
“Membangun attitude harus dikembangkan mulai dari anak remaja hingga pasca SLTA. Cara yang bagus untuk membangunnya ialah mengikuti dulu apa yang diinginkan anak, karena bila anak remaja dilarang akan melawan,” tutur Sony. Sehingga, menurutnya nilai-nilai kebangsaan itu akan menjadi kegemaran bagi anak-anak remaja tanpa harus dengan paksaan. Awalnya bisa mendekatkan nilai-nilai itu dengan kegemaran anak-anak remaja yang biasa digelutin saat ini misalnya melalui games (permainan) yang melatih kepemimpinan.
Sejalan dengan pribahasa, Guru kencing berdiri murid kencing berlari yang memaknakan murid akan mengikuti perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh gurunya. Sehingga, bila terjadi ketidak sempurnaan dalam proses transfer knowledge dan value dari guru ke murid maka akan berakibat fatal bagi peserta didiknya.
Lebih lanjut, Sony turut mengkritisi lemahnya pendidikan kebangsaan yang didasari oleh Pancasila saat ini. Akibatnya, keberadaan Pancasila sendiri di bangsa ini dapat dipertanyakan. “Pancasila adalah sumber dari sumber hukum yang harus dirawat oleh semua masyarakat Indonesia dengan satu pemimpin,” tegasnya.
Pemaparan terakhir dilakukan oleh Wakil Rektor I Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Muchlis Rantoni Ludin yang menerangkan tentang pedoman pengenalan dasar pendidikan pelatihan revolusi mental bagi remaja pra dan pasca Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dalam kegiatan masa pengenalan institusional pendidikan. ungkap Muchlis “Saat ini para orang tua gelisah bila anaknya tidak belajar di Bimbingan Belajar. Ini merupakan problem, sehingga pemerintah harus mengembalikan posisi sekolah lebih tinggi dari Bimbingan Belajar”.
Selanjutnya, Muchlis juga menjelaskan mengenai karut marutnya sistem kenegaraan Indonesia saat ini, yang menurutnya lebih condong kepada praktik liberal di semua lini kehidupan.
“Praktek kenegaraan kita sudah liberal, dan hanya orang tua saja yang berpaham Pancasila. Tentunya ini menjadi salah satu problem dalam Praktek Kenegaraan kita,” pungkas Muchlis.
Jalannya diskusi itu dipandu oleh Ketua Dewan Pendidikan Jakarta Rahmatullah, M.Si yang bertindak sebagai moderator. Pembahasan dalam diskusi ini mendapat antusias yang luar biasa dari para audiens yang hadir mengikuti seminar tersebut. Beberapa rumusan mengenai revolusi mental telah disepakati dalam pembahasan ini yang nantinya akan diserahkan kepada Kemendikbud. (me)