Enter your keyword

UNJ Raih Peringkat ke-3 Dalam Pelatihan dan Pendampingan Desa Wisata Terbaik se-Indonesia

UNJ Raih Peringkat ke-3 Dalam Pelatihan dan Pendampingan Desa Wisata Terbaik se-Indonesia

UNJ Raih Peringkat ke-3 Dalam Pelatihan dan Pendampingan Desa Wisata Terbaik se-Indonesia

Humas UNJ (3/12/2020) – Universitas Negeri Jakarta mendapatkan peringkat ke-3 dari 20 perguruan tinggi yang melakukan pelatihan dan pendampingan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.

Penghargaan diberikan oleh Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya, dalam acara Apresiasi Pendampingan Desa Wisata Terbaik se-Indonesia yang diselenggarakan di Kuningan Jakarta, Rabu 2 Desember 2020.

Koordinator Prodi Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Sosial UNJ, Rahmat Darmawan, yang sekaligus sebagai ketua tim pendampingan desa wisata UNJ di Desa Cisaat menyatakan keberhasilan yang diraih dengan mendapatkan peringkat ke-3 dari 20 desa terbaik se-Indonesia merupakan kerjasama yang sangat erat dan harmonis antara akademisi, masyarakat Desa Cisaat, Pemerintah Kabupaten Subang, mitra Industri Perjalanan (Wiyata Tour & Travel), dan Media.

“Dengan berjalannya penta helix tersebut maka disitulah salah satu peta kekuatan Desa Wisata Cisaat” kata Rahmat.

Selain potensi alam dan budaya masyarakatnya, terpilihnya sebagai juara 3 terbaik se-Indonesia juga karena UNJ dan Desa Wisata Cisaat mampu berkolaborasi dengan baik serta mitra industri Wiyata Tour & Travel dalam mengemas seluruh potensi alam, sosial, dan budayanya menjadi sebuah model wisata edukasi berbasis kearifan lokal.

Model wisata edukasi yang dikembangkan prodi Perjalanan Wisata FIS UNJ sudah dikembangkan sejak dimulainya pendampingan pada tahun 2018 hingga 2020. Kegiatan yang dikembangkan berupa kegiatan rekreatif-edukatif yang dikemas dalam suatu pola perjalanan wisata. Dengan menggandeng Wiyata Tour & Travel sejak kurun tahun 2019 untuk memasarkan produk hasil penelitian, sebanyak 1400 orang siswa dari berbagai sekolah nasional dan internasional ke desa wisata cisaat.

Sebagai tim pendamping desa wisata, UNJ tidak hanya melatih tetapi juga membantu menghubungkan Desa Wisata Cisaat dengan pihak industri sehingga produk yang telah dibuat dari hasil penelitian bisa dipasarkan dan dinikmati masyarakat luas. Tidak hanya berfokus pada SDM. Tim pendamping UNJ juga membangun ekosistem bisnis untuk Desa Wisata Cisaat agar hasil pendampingan bisa terus dinikmati berkelanjutan oleh masyarakat desa Cisaat dan sekitarnya.

Dikutip dari www.pasundanekspres.co,  menurut salah satu tim juri, Husen Hutagalung mengatakan bahwa program wisata edukasi atau sering dikenal dengan live in adalah salah satu model produk perjalanan wisata yang sangat tepat di kembangkan di desa wisata untuk mencapai pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism), hal ini di karenakan pasar wisata edukasi atau live in adalah pasar yang tidak akan pernah habis yaitu lembaga pendidikan.

Selain itu wisata edukasi juga memberikan manfaat tidak hanya pada sisi wisatawannya akan tetapi juga kepada masyarakat yang ada di desa. “Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan dimana masyarakat dan wisatawan dapat saling bertukar wawasan dan pengetahuannya,” katanya.

Selaku ketua tim, Rahmat berharap program pendampingan ini tidak hanya dilakukan oleh prodi perjalanan wisata, tapi lebih integrative dan kolaboratif, yang artinya bisa lintas fakultas atau melibatkan seluruh prodi yang ada di UNJ.

“Dalam membina desa wisata, kami membutuhkan keilmuan lain seperti dari fakultas teknik, yaitu prodi Tata Boga yang terkait dengan kuliner yang ada di desa. Keilmuan bahasa untuk peningkatan kemampuan bahasa asing para pemandu, ilmu olahraga untuk pengembangan wisata olahraga (sport tourism) di area perkebunan teh, ilmu ekonomi terkait manajemen organisasi, tata kelola badan usaha milik desa, dan pariwisata, kemudian ilmu pendidikan untuk pengembangan wisata edukasi seperti wisata edukasi ramah anak dan wisata edukasi untuk para disabilitas” jelasnya.