Enter your keyword

Dialog Kebangsaan; Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Bagi Generasi Muda di Era Global

Dialog Kebangsaan; Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Bagi Generasi Muda di Era Global

Dialog Kebangsaan; Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Bagi Generasi Muda di Era Global

Sorry, this entry is only available in Bahasa For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Dalam Pancasila itu ada nilai etos, generasi muda kita agar bisa bersaing di era global ini harus memiliki etos kerja yang tinggi

Humas UNJ 09/10/2015, Jumat lalu dilaksanakan diskusi kebangsaan dengan tema “Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Bagi Generasi Muda di Era Global”. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Kewarganegaraan UNJ dan HMI Komisariat FIS UNJ untuk memperingati hari kesaktian Pancasila. Hadir sebagai pembicara Anang Hermansyah musisi sekaligus anggota DPR Komisi X dan Ubedillah Badrun pengamat politik Puspol Indonesia dengan dimoderatori oleh Yudo Mahendro akademisi UNJ. Bertempat di gedung sertifikasi Guru lantai 8 UNJ, acara ini dihadiri sekitar 150 orang mahasiswa dari berbagai jurusan di UNJ. Acara ini berlangsung dari pukul 15.00 sampai 15.30.
 Anang yang berkesempatan menjadi pembicara pertama menjelaskan tentang pentingnya manusia Indonesia mengimplementasikan 45 nilai Pancasila. Nilai-nilai pancasila, sesuai dengan TAP MPR No. I/MPR/2003 kini telah dikembangkan menjadi 45 butir yang awalnya 36 butir. “ Nilai-nilai Pancasila itu memang sesuai dengan karakter manusia Indonesia sejak dulu, jadi kalau tidak sesuai dengan Pancasila jangan menjadi manusia Indonesia. ” kata Anang. Kemudian musisi senior itu pun mengingatkan generasi muda untuk berpegang teguh pada Pancasila agar Indonesia bisa keluar dari krisis multi dimensi yang malanda  bangsa ini. “Dalam Pancasila itu ada nilai etos, generasi muda kita agar bisa bersaing di era global ini harus memiliki etos kerja yang tinggi” tambah Anang.
Pembicara kedua, Ubedillah menekankan bagaimana Pancasila sebagai landasan atau ideologi bangsa harus dioperasionalkan dalam sistem pemerintahan. Menurut Ubedillah tidak utopis atau terlalu idealis untuk berfikir bahwa Pancasila harus termanifestasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena secara empirik ada beberapa negara yang konsisten menjalankan ideologinya serta mampu menjadi negara yang besar yaitu Tiongkok. “Jika kita konsisten menerapkan Pancasila dalam sistem pemerintahan, maka kita akan tampil sebagai negara yang besar. Saat ini masih jauh, pemerintahan kita baik pusat maupun daerah masih jauh dari harapan”. Dalam kesempatan itu direktur Puspol Indonesia itu juga mengatakan dalam buku terbarunnya yang akan rampung bulan Desember tahun ini akan dibahas bagaimana sistem pemerintahan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Pada sesi tanya jawab Anang ditanya komitmennya untuk memperbaiki regulasi musik dan perfilman di Indonesia yang saat ini banyak dinilai jauh dari nilai-nilai Pancasila. Menanggapi hal itu Anang mengatakan “ya memang seperti itu, tapi kita jangan lupa bahwa media yang sebenarnya sangat strategis untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dikuasai oleh pemodal. Sedangkan televisi nasional kita TVRI acaranya begitu-begitu saja, siapa yang maun nonton?”. Dalam kesempatan itu Anang menyatakan komitmennya untuk memperbaiki atomosfer musik dan film nasional, dalam skala prioritas ia saat ini fokus untuk memerangi pembajakan.
Merespon pernyataan Anang yang mengatakan dalam dunia pendidikan perlu menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, Ubedillah mengatakan “saya setuju dengan Mas Anang. Bahwa kita perlu menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Kalau kita baca literatur Bung Karno itu setiap malam sebelum pidato, selalu melakukan perenungan bahkan sampai menangis. Itu bukti kalau Sukarno juga melibatkan otak kanannya, karena menangis itu juga ekspresi seni. Hal itulah yang menjadikan pidato  Bung Karno cukup hebat, termasuk dalam pidatonya pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945”. 
Dalam kesempatan itu, Anang juga ditanya kesediaannya untuk maju dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Dengan santai ia menjawab “saat ini saya mau fokus di DPR dulu, itu saja”. (ms)